Cara Menyusun SOP Document Control yang Efektif – Dalam setiap organisasi, SOP (Standard Operating Procedure) untuk document control berperan sebagai sumber kebenaran tunggal sehingga alur penyusunan, persetujuan, distribusi, dan pengarsipan dokumen berjalan konsisten.
Tanpa SOP yang terstruktur dengan baik, risiko peredaran dokumen versi lama, kehilangan file penting, atau kekeliruan dalam proses persetujuan semakin tinggi. Artikel ini menjabarkan langkah-langkah praktis untuk menyusun SOP Document Control System (DCS) yang siap pakai, lengkap dengan template, contoh revisi, dan rekomendasi validasi.
1. Identifikasi Ruang Lingkup dan Pemangku Kepentingan
Tentukan Jenis Dokumen
- Misalnya: prosedur mutu, formulir, manual kerja, instruksi kerja, laporan inspeksi, dsb.
Daftar Peran dan Tanggung Jawab
- Penulis (Author): Menyusun draf awal.
- Reviewer: Memeriksa kelengkapan, kepatuhan terhadap standar.
- Approver: Memberi persetujuan akhir.
- Document Controller: Mengelola distribusi dan arsip.
2. Buat Flowchart Document Control
Visualisasikan alur dokumen agar tim memahami dengan cepat prosesnya. Contoh tahapan dalam flowchart:

- Draft → 2. Review → 3. Approval → 4. Distribusi → 5. Penyimpanan
3. Rancang Struktur Template SOP
Pastikan template Anda mencakup bagian-bagian berikut:
- Judul dan Kode Dokumen
- Tujuan dan Ruang Lingkup
- Definisi Istilah (misal: DCS, QC, QA)
- Referensi Standar (misal: ISO 9001:2015)
- Tanggung Jawab (peran dan fungsi)
- Prosedur Langkah demi Langkah (bullet points, terurut)
- Format Revisi
- Tabel revisi: nomor versi, tanggal, deskripsi perubahan
- Tanda Tangan dan Persetujuan
- Kolom sign-off untuk penulis, reviewer, dan approver
4. Tulis Prosedur dengan Bahasa yang Jelas dan Ringkas
- Gunakan kalimat aktif dan hindari jargon yang tidak perlu.
- Susun setiap langkah dalam bullet points atau nomor urut agar mudah diikuti.
- Sertakan referensi form atau template terkait (lampiran jika perlu).
5. Sertakan Contoh Revision History
Masukkan contoh tabel revision history di dalam template:
| Versi | Tanggal | Deskripsi Perubahan | Disetujui Oleh |
|---|---|---|---|
| 1.0 | 1 Januari 2025 | Draft awal | Manajer QA |
| 1.1 | 15 Februari 2025 | Perbaikan alur persetujuan | Kepala PD |
6. Uji Coba dan Validasi
- Pilot Test
- Terapkan SOP di satu unit kerja.
- Kumpulkan masukan tentang kesulitan, ketidaksesuaian, atau ambiguitas langkah.
- Revisi Template
- Perbaiki bagian yang membingungkan sebelum di-roll out ke seluruh organisasi.
7. Sosialisasi dan Pelatihan
- Adakan workshop singkat bagi tim terkait.
- Manfaatkan Modul Pelatihan: “Pelatihan Document Control & Filling System” sebagai materi pendukung agar setiap peserta memahami SOP dan sistem filling secara menyeluruh.
8. Monitor dan Update Rutin
- Jadwalkan tinjauan berkala setiap 6–12 bulan.
- Segera perbarui SOP saat terjadi revisi standar (misal perubahan ISO 9001) atau adanya feedback kritis dari audit.
- Simpan versi lama dengan baik di arsip historis untuk keperluan audit.
SOP Document Control yang efektif bukan hanya soal format—tetapi juga kejelasan peran, kelengkapan prosedur, dan konsistensi pemutakhiran. Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda dapat membangun filling system yang terstruktur, mudah diaudit, dan selalu sesuai standar ISO 9001.
Selamat menyusun SOP yang solid, dan pastikan tim Anda mendapatkan pelatihan yang tepat agar implementasi berjalan mulus!